26 Mar 2009

Crowley si "Senjata Dua"

Pada tanggal 7 Mei 1931, perburuan penjahat paling sensasional di kota New York akhirnya sampai pada klimaksnya. Setelah berminggu-mingu pencarian, Crowley si “Dua Senjata” , sang pembunuh, perampok bersenjata yang tidak merokok dan tidak minum-minum minuman keras berada dalam posisi bertahan, terjebak dalam apartemen kekasihnya di west End Avenue.

Seratus limapulah polisi dan detektif mengepung tempat persembunyiannya. Mereka membuat lubang-lubang diatap, berusaha memancing keluar Crowley, si “Pembunuh polisi” dengan gas air mata kemudian menempatkan pra penembak jitu di gedung-gedung sekitarnya dan selama lebih dari satu jam area itu hanya dipenuhi suara letusan-letusan senjata. Sepuluh ribu orang tercekam menyaksikan pertempuran itu. Belum pernah kejadian seperti itu terjadi New York sebelumnya.

Ketika Crowley tertangkap. Komisaris Polisi E.PMulrooney menyatakan bahwa si bandit dua senjata merupakan salah satu kriminal kriminal yang paling berbahaya yang pernah tercatat. “Dia akn membunuh hanya karena sehelai bulu yang jatuh” ujar Komisioner.

Tapi bagaimana Crowley si “ Dua Senjata” memandang dirinya sendiri?. Kita tahu, Karena saat polisi mengepung apartemennya, dia menulis sepucuk surat yang ditujukan “Untuk mereka yang berkepentingan”. Saat dia menulis itu baku tembak sudah terjadi dan ketika itu darah sudah mengalir keluar dari lukanya dan meninggalkan bekas di kertasnya. Dalam suratnya Crowley berkata “ Di balik pakaian saya ada sebuah hati yang letih, tapi sebuah hati yang baik, yang tidak tega melukai siapapun”.

Sebelum hal ini terjadi, Crowley baru saja mengadakan kencan dengan pacarnya di pinggir kota Long Island. Tiba-tiba seorang polisi muncul dan menghampiri mobilnya seraya meminta surat mengemudinya.Tanpa berkata sepatah katapun Crowley menarik picu Senjata dan menembak polisi itu hingga mandi darah. Setelah itu Crowley melompat keluar mobil, merampas senjatanya dan menembakkannya ketubuh polisi itu yang sudah bersimbah darah. Dan itulah si pembunuh yang berkata “ Di balik pakaian saya ada hati yang letih, tapi sebuah hati yang baik, hati yang tidak tega untuk menyakiti siapapun.

Crowley akhirnya dihukum mati di kursi listirik. Begitu dia tiba di penjara, apakah dia berkata “ inikah yang saya peroleh karena membunuh orang?”. Tidak, dia berkata “ Inilah yang saya peroleh karena membela diri”.

Apa maksud cerita ini? Hal yang terpenting adalah Crowley tiadak menyalahkan dirinya sama sekali. Apakah itu sikap yang biasa bagi manusia coba lihat kalimat ini. “Saya sudah melewatkan tahun-tahun dalam hidup saya memberi orang-orang kesenangan, membantu mereka mnikmati hidup, dan coba lihat apa yang saya dapat adalah perlakuan kejam , sebagai orang yang paling diburu”.

Itulah ucapan Al-Capone, musuh masyarakat paling terkenal, peminpin Genk yang paling kejam yang pernah membantai Chicago. Capone tidak menyalahkan dirinya sama sekali malah dia menganggap dirinya sebagai dermawan yang tidak dihargai dan dimengerti secara keliru.
Coba anda ke sebuah penjara, dan tanya mereka apa penyebabnya mereka disana.Hanya sedikit dari mereka yang menganggap dirinya sebagai orang jahat. Mereka sama manusiawinya dengan kita. Hampir semuanya memberikan alasan logis atau keliru, membenarkan tindakan mereka, karenanya mereka selalu berpendapat bahwa mereka tidak patutu untuk dipenjara.

Kalau Al-Capone, Crowley dan pria-pria lain dibalik tembok penjara itu tidak menyalahkan dirinya sendiri. Bagaimana dengan halnya kita dan orang-orang disekitar kita.

0 komentar:

Posting Komentar