18 Jul 2010

Iri Itu Boleh Saja

Kata-kata iri bukan kata yang baru dalam kamus kita sehari-hari, karena dari kecil kita sudah mendengar kata itu, bahkan kita diajarkan untuk menghidar dan jangan sampai iri. Iri seolah-olah menjadi hal yang dilarang bagi kita.

     Tapi kejadian yang baru-baru ini, menyadarkan saya, bahwa setiap kita menyimpan "irinya" masing-masing, kejadian yang sebenarnya bisa membuat setiap orang menjadi iri. Jadi pertanyaan yang timbul adalah kenapa iri itu tidak boleh?

     Saya teringat kata teman saya yang kebetulan juga seorang pemuka agama. Ia menyebutkan, iri itu boleh-boleh saja. Lah kenapa dia bisa bilang seperti itu saya juga kurang yakin, tapi sekarang saya tahu alasannya.

     Nah, kalau iri itu menurut KBBI adalah merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain, maka setiap orang pasti menyimpan "iri-nya" masing-masing. Kalau dilihat dari bahasa maka tidak ada yang salah dengan iri, bukan? Jadi dimana salahnya iri itu?

     Oh, ternyata iri itu menjadi semua sumber perilaku buruk manusia. Kenapa tidak, coba lihat dari definisinya, merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain, jadi dengan alasan kurang senang itu lah kita sering mengambil cara pintas untuk mengambil kelebihan orang lain,atau bahkan menghilangkannya.

     Kita ambil contoh, saat kita lihat orang lain mendapat sesuatu yang sebenarnya sangat kita inginkan, pastinya kita akan menjadi iri bukan. Jika iri itu kita biarkan maka akan terjadi dua kemungkinan.

    Yang pertama iri itu akan berkembang menjadi benci, dari benci kita mulai memikirkan cara agar "sesuatu itu" menjadi milik kita, berkembang menjadi rencana menghilangkan "sesuatu itu" dari orang tersebut, bahkan lebih parahnya lagi menjadi niat menghilangkan nyawa.

    Yang kedua iri itu akan berkembang menjadi jiwa saing yang sehat, dan menjadi motivasi kita. Tapi dasar kita manusia, yang paling banyak yang terjadi adalah yang pertama.Jadi itulah kenapa iri itu tidak boleh, karena menjadi sumber perilaku buruk kita.

    Ternyata, toh pada akhirnya kita pasti menyimpan iri kita masing-masing, dan masalahnya adalah bagaimana kita menjadi kan iri kita itu menjadi jiwa saing yang sehat dan menjadi motivasi kita.
(sept)


READ MORE - Iri Itu Boleh Saja

6 Jul 2010

Selalu Saja Salah dan Benar

Salah dan benar selalu saja itu hal yang pertama kita bahas jika ada suatu masalah. Entah pihak mana yang benar atau pihak mana yang salah, tapi mencari pihak-pihak yang salah nampaknya adalah "hobi" kita di negara ini. Mengetahui pihak yang salah seolah menjadi kepuasan tersendiri bagi kita. Yup, mencari pihak yang benar dan mencari pihak yang salah seolah-olah sudah menjadi kebiasaan tersendiri yang selalu kita lakukan.


Kebiasaan yang sebenarnya hanya membuat masalah yang sama datang kembali berulang-ulang lagi. Jadi sebenarnya apakah mencari pihak yang salah itu benar-benar harus dilakukan dengan sebegitu kerasnya, sampai-sampai kita lupa mencari cara agar kejadian yang serupa tidak terulang kembali ???


Dan jika pun pihak yang salah sudah jelas, apa bisa mencegah agar kejadian yang serupa tidak terulang lagi ??? Karena nyatanya walaupun pihak-pihak yang dianggap bersalah itu sudah jelas siapa dan sudah dijatuhi hukuman, toh tetap saja kejadian yang sama akan terulang dengan cepatnya. Kenapa? Ya, itu semua karena kita terlalu sibuk dan lelah mencari pihak-pihak yang dianggap bersalah ketimbang memilih memikiran suatu cara agar kejadian yang sama tidak terulang kembali.


Jika kebiasaan selalu mencari pihak-pihak yang salah dan pihak-pihak yang benar ini kita pertahankan maka tidak heran jika negara ini hanya tersandung dan terbelit masalah yang itu-itu saja.


(sept)




READ MORE - Selalu Saja Salah dan Benar