9 Feb 2009

Hujan Yang kunikmati

Bulan Januari memang termasuk bulan yang masuk pada musim hujan. Hujan memang sangat kita tunggu pada saat musim kemarau. Saya sendiri merasa ingin cepat musim hujan pada musim kemarau.

Sekarang sudah musim hujan namun apa yang saya pikirkan pertama kali pada saat hujan beberapa tahun belakangan ini termasuk sekarang pertanyaan dan pikiran yang terlintas pertama saat hujan adalah apakah akan terjadi banjir kembali. Kapankah akan banjir lagi ? itulah pertanyaan yang tepat untuk pikiranku saat hujan.

Aneh jika dipikiran lagi kenapa pertanyaan itu selalu muncul. Apa salah banjir itu pada saya, padahal banjir ini tidak pernah yang namanya mengunjungi rumah saya. Oh saya lalu teringat saya pernah dibuatnya susah waktu yang lalu. Tepatnya 2 tahun yang lalu pada saat saya pulang latihan saya terjebak banjir saya tidak bisa pulang dan akhirnya harus menginap dirumah salah satu rumah teman saya.

Ternyata selama ini masih ada pikiran seperti itu, ternyata masih ada pikiran tentang kejaian yang lalu. Pada waktu itu memang banjir terasa deras sekali dan saya ingat waktu itu sumpah serapah apa saja yang keluar dari mulut ini. Oh ternyata karena itu toh setiap kali hujan yang terpikirkan hanya itu.

Hari Sabtu kemarin hujan mengguyur dengan derasnya. Saya yang waktu itu sedang mengumpul bersama teman-teman satu klub saya untuk latihan spesial. Pada latihan itu yang terpikirkan hanya satu bisa pulang tidak ya nanti. Latihan memang tidak lama sekitar 2 saja namun selesainya latihan tetap saja hujan mengguyur.
Dengan modal nekat saya memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Waktu itu saya tidak membawa kendaraan karena baik motor ataupun mobil sedang ada dibengkel. Bisa dibayangkan saya menerobos hujan itu tentunya basah kuyuplah saya. Setiap kali merasa tidak sanggup saya menepi ditempat yang ada pelindungnya.

Setelah dengan perjuangan akhirnya saya naik kendaraan umum menuju rumah saya. Saya kira perjuangan saya sudah sampai disana saja. Tapi perkiraan itu terbukti salah setelah turun dari angkutan umum itu untuk mencapai rumahku harus menempuh jarak lagi kurang lebih seratus meter.
Mau tak mau saya akhirnya jalan. Jalan itu terbilang kosong, karena memang mana ada disaat hujan deras ada yang mau keluar. Karena jalan kosong saya nekat jalan ditengah jalan. Dijalan itu entah menagapa saya merasakan ada sesuatu yang lain. Sesuatu yang tidak saya rasakan beberapa tahun belakangan ini.

Saya menikmati hujan itu, entah mengapa. Hujan ini bukan lagi saya anggap sebagai bencana, namun saya sudah anggap sebagai teman. Saya merasa seperti anak kecil kembali yang baru melihat hujan. Saya merasa hujan ini sebagai anugrah

0 komentar:

Posting Komentar