12 Jun 2009

HARGA MATI NASIONALISME

Untuk postingan kali ini sebelumnny maaf jika postingan ini membuat kontrovesi ok. Silahkan menikmati artikel yang saya buat ini

HARGA MATI NASIONALISME

Kemanakah engkau mungkin adalah pertanyaan yang tepat untuk para tenaga ahli kita. Disaat negara ini tidak membutuhkannya mereka banyak tapi saat negara ini membutuhkannya sulit sekali mencarinya. Kemanakah Nasionalisme dan loyalitasmu terhadap negaramu ini.



Apakah nasionalisme-mu itu bisa dibeli dengan mudah, apakah loyalitasmu itu hanya untuk beberapa dollar atau ringgit. Bukan sebuah fakta baru bahwa banyak tenaga ahli kita yang sudah bekerja di luar dan tidak mau kembali ke negara asalnya. Bagaimanapun dan apapun alasan kalian bagi masyarakat negaramu ini, kalian tidak lebih dari seseorang yang tidak tahu diri, seseorang yang tidak mempunyai loyalitas dan nasionalisme.
Banyak yang perlu dibenahi negara ini tapi negara ini tentunya tidak akan sanggup sendirian. Tidak sadarkah kalian negaramu ini membutuhkan bantuan. Mari kita ambil salah satu contoh yang paling nyata dan terlihat kita.

Berapa banyak sudah mahasiswa yang belajar teknik penerbangan di Jerman dan tidak kembali. Coba dengar kutikapan salah satu pengamat penerbangan indonesia “sebenarnya kita tidak kekurangan tenaga ahli, tapi kita kekurangan nasionalisme mereka. Coba mereka yang belajar di Jerman, Jepang sana setelah selesai kembali ke negara mereka tercinta, maka kecelakaan-kecelakaan ini tidak akan terjadi”.

Tahun 2008-2009 ini banyak sekali kecelakaan pesawat di negara ini. Sudah tidak terhitung lagi berapa bannyak nyawa yang melayang. Kecelakaan itu memang disebabkan karena pesawat tidak layak tapi coba mereka yang merupakan tenaga-tenaga ahli itu pulang kembali. Mereka-kan bisa membuat dan merakit pesawat mereka sendiri dan pesawat-pesawat itu bisa digunakan sehingga bisa kita minimalkan jumlah kecelakaan-kecelakaan itu.

Mungkin benar bahwa bekerja diluar negeri kalian bisa mendapatkan gaji yang banyak bahkan 2 sampai 5 kali lipat dari gaji jika bekerja di negaramu ini. Tapi apa kalian tidak mempunyai rasa malu jika melihat negara asalmu mempunyai banyak masalah. Kemanakah rasa nasionalime itu, kemanakah loyalitasmu terhadap negaramu.
Sebagian akan berkata “saya masih setia sama negara saya, saya masih mempunyai rasa nasionalisme itu”. Dan sebagaian lagi akan berkata “ Saya dibutuhkan negara??? Tapi dimana negara saat saya membutuhkannya”. Memang benar semuanya bukan kesalahan anda para tenaga ahli sampai bekerja di luar negeri. Negara tidak akan melarangnya tapi jika negara membutuhkanmu dan memintamu kembali. Kembalilah kenegara ini.

Bagaimana citra kalian nantinya dimata masyarakat negara ini??. Dari hasil penghimpunan data dilapangan, mereka yang menganggap kepindahan itu sah-sah saja berpendapat bahwa ada harga yang harus dibayar untuk sesuatu yang mereka namakan nasionalisme. Dan sebagian lagi yang menganggap mereka yang pindah tidak mempunyai nasionalisme berpendapat bahwa nasionalisme itu berati pengorbanan untuk negara entah itu pengorbanan waktu, materi, bahkan nyawa dan nasionalisme itu tidak bisa dibeli dengan uang atau materi lainnya.

Masyarakat boleh saja berpendapat tapi kenyataan yang ada menunjukkan bahwa kedua pendapat itu benar. Nasionalisme seseorang juga harus dihargai dengan harga yang layak, tapi jangan jadikan penghargaan itu yang berupa materi menjadi pembenaran kepindahan mereka, karena nasionalisme itu juga butuh pengorbanan.

Negara juga seharusnya memperhatikan hal ini, negaralah yang sebenarnya yang paling bertanggungjawab. Negara kurang memberi penghargaan bagi mereka, mereka bukan berarti pelatih dan pemain saja tapi semua tenaga-tenaga yang telah memperjuangkan negara ini, dan semua tenaga-tenaga ahli yang kita miliki.

Jika saja semua pihak mau menghargai mereka mungkin mereka tidak akan kemana-mana, mereka akan setia pada negara ini dan membuat negara ini mejadi lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar