Pernahkah kita pada suatu waktu mengasihani diri sendiri…? Pada saat kita sendirian dan sedang mengalami masa sulit, dan tidak ada orang yang mengulurkan tangan pada kita. Lalu kita berkeluh "Kasihan benar aku ini.." Orang lain yang baik kepada kita mungkin akan berusaha memberi kita motivasi….semangat. Dan Kita memberi respon terhadap saran orang lain itu dengan, "andaikan saja anda tahu masa lalu saya…." Atau " Mana mungkin hal itu terjadi….saya hanyalah orang biasa dari keluarga miskin…"
Saya tidak menyalahkan sikap kita itu, tetapi cobalah untuk merenungkanlah hal - hal berikut ini …… hal - hal yang dapat membuat kita berpikir dan bertindak lebih baik daripada hanya sekedar mengasihani diri sendiri.
Suatu studi terhadap tiga ratus pemimpin kelas dunia, termasuk Franklin D Roosevelt, Sir Winston Churchill, Hellen Keller, Mahatma Gandhi, Mother Teresa, Dr Albert J Schweitzer, dan Martin Luther King Jr, mengungkapkan bahwa 25 persen dari orang - orang sukses ini menderita cacat fisik. Hellen Keller menderita buta dan tuli, F.D.Roosevelt adalah orang yang gagap dalam bicara. 50 persen dari mereka menderita pelecehan ketika masih kanak - kanak, di cerca….di hina….dan dibesarkan dalam kemiskinan.
Ada satu contoh lagi yang mengagumkan. Dr Neil Rudenstein. Ayah Neil Rudenstein adalah seorang penjaga penjara, sedangkan ibunya hanyalah seorang pramusaji ( Pelayan ) restoran yang bekerja paruh waktu. Sekarang ini, Dr Neil Rudenstein adalah Presiden Harvard University.
Apa kesamaan yang terdapat dalam orang - orang hebat ini…..?
Para pemimpin kelas dunia tersebut, termasuk Dr Rudenstein memilih untuk menanggapi positif ketimbang reaktif negatif terhadap apa yang terjadi terhadap mereka. Mereka menyadari bahwa yang menjadi soal bukanlah apa yang terjadi pada diri kita melainkan apa yang kita lakukan dengan apa yang terjadi pada diri kita yang membentuk dan membuat perbedaan dalam kehidupan kita.
Tidak peduli dimana kita memulai, apapun masa lalu kita….latar
belakang kita....kondisi hidup kita….kondisi fisik kita, hal itu tidaklah penting.
Dimana kita berakhir - itulah yang penting..!!
Saya tidak menyalahkan sikap kita itu, tetapi cobalah untuk merenungkanlah hal - hal berikut ini …… hal - hal yang dapat membuat kita berpikir dan bertindak lebih baik daripada hanya sekedar mengasihani diri sendiri.
Suatu studi terhadap tiga ratus pemimpin kelas dunia, termasuk Franklin D Roosevelt, Sir Winston Churchill, Hellen Keller, Mahatma Gandhi, Mother Teresa, Dr Albert J Schweitzer, dan Martin Luther King Jr, mengungkapkan bahwa 25 persen dari orang - orang sukses ini menderita cacat fisik. Hellen Keller menderita buta dan tuli, F.D.Roosevelt adalah orang yang gagap dalam bicara. 50 persen dari mereka menderita pelecehan ketika masih kanak - kanak, di cerca….di hina….dan dibesarkan dalam kemiskinan.
Ada satu contoh lagi yang mengagumkan. Dr Neil Rudenstein. Ayah Neil Rudenstein adalah seorang penjaga penjara, sedangkan ibunya hanyalah seorang pramusaji ( Pelayan ) restoran yang bekerja paruh waktu. Sekarang ini, Dr Neil Rudenstein adalah Presiden Harvard University.
Apa kesamaan yang terdapat dalam orang - orang hebat ini…..?
Para pemimpin kelas dunia tersebut, termasuk Dr Rudenstein memilih untuk menanggapi positif ketimbang reaktif negatif terhadap apa yang terjadi terhadap mereka. Mereka menyadari bahwa yang menjadi soal bukanlah apa yang terjadi pada diri kita melainkan apa yang kita lakukan dengan apa yang terjadi pada diri kita yang membentuk dan membuat perbedaan dalam kehidupan kita.
Tidak peduli dimana kita memulai, apapun masa lalu kita….latar
belakang kita....kondisi hidup kita….kondisi fisik kita, hal itu tidaklah penting.
Dimana kita berakhir - itulah yang penting..!!
2 komentar:
waduhh mas ceritanya sipp banget
siip,, perjalanan gw blm berahir, berarti belum penting :p
Posting Komentar